“Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai oleh nafsu, dan neraka dikelilingi oleh hal-hal yang disukai oleh nafsu.” Apa yang dijelaskan dalam hadits ini; bisakah Anda menjelaskannya?

Jawaban

Saudara kami yang terhormat,

Tuhan, sebagai rahasia ujian, menempatkan kenikmatan pada setiap dosa bagi jiwa, begitu pula dalam ketaatan dan ibadah, Dia menempatkan kesulitan dan tantangan yang tidak disukai jiwa. Namun, setelah kesulitan dan kesulitan kecil di awal ini, ada ketenangan yang akan membawa kedamaian bagi jiwa dan hati.(1)


Lezat,

Karena kodratnya, manusia cenderung berbuat dosa, sementara ibadah yang membutuhkan kesabaran dalam menghadapi kesulitan selalu dihindari. Dosa dan larangan, meskipun awalnya terasa nikmat, akan mendatangkan penderitaan materi dan rohani di kemudian hari; sedangkan iman, ketaatan, dan ibadah, meskipun awalnya terasa sedikit sulit, akan mendatangkan kenyamanan dan kedamaian. Oleh karena itulah nikmat yang ditemukan dalam dosa…

“madu beracun”

telah dinyatakan sebagai berikut.(2)

Nah, hadits yang Anda sebutkan itu menyinggung hal ini:

Dari para ahli hadis

Imam Nawawi,

Ia menyamakan pengurungan ini dengan sebuah tirai. Artinya, surga dapat dicapai dengan melewati tirai yang mengelilinginya, tirai yang terbuat dari hal-hal yang tidak disukai oleh hawa nafsu, seperti ibadah, ketaatan, kesulitan, usaha, kerja keras, dan sebagainya. Demikian pula, neraka dikelilingi oleh kenikmatan dosa-dosa yang disukai hawa nafsu, dosa-dosa seperti pemberontakan, minum-minuman keras, dan judi. Dengan melakukan dosa-dosa tersebut dan merobek tirai itu, maka seseorang akan sampai ke neraka. (3)


“Dunia adalah penjara bagi orang beriman, dan surga bagi orang kafir.”

(4)

Hadits yang artinya demikian adalah ungkapan lain dari kebenaran ini. Yang pasti, dunia menjadi penjara bagi orang beriman karena kebahagiaan abadi di surga, dan dunia menjadi surga bagi orang kafir karena siksa abadi di neraka. (5) Sebaliknya, orang beriman menikmati dunia ini jauh lebih banyak daripada orang kafir, baik secara akal maupun hati. Karena, hal-hal yang seringkali membingungkan pikiran orang-orang yang tidak beriman,

“ketiadaan abadi”

pemikiran itu merusak kenikmatan yang mereka rasakan dari nikmat dunia. (6)

Dalam Mesnevi-i Nuriye, firman-Nya adalah:

“Kenikmatan, kesenangan, dan keindahan dunia, meskipun itu surga, adalah neraka jika kita tidak mengenal Pencipta dan Tuhan kita.” (7)

“Kubur yang menunggumu dan yang kearahnya kau sedang bergegas, tidak akan menerima sebagai hadiah barang-barang dunia yang indah dan lezat. Karena apa yang dianggap indah oleh orang-orang dunia, di sana justru buruk.” (8)

Oleh karena itu, kita tidak boleh mengejar keindahan duniawi yang menyenangkan nafsu kita, tetapi tidak disukai oleh jiwa dan hati kita, agar kita bisa mendapatkan ridho dan surga Tuhan kita, serta terbebas dari neraka-Nya.




Sumber-sumber:



Hadis yang disebutkan dalam pertanyaan pertama terdapat dalam Tirmizi, Cennet, 31.

2. Risalah tentang Buah-Buahan, hlm. 25; Mesnevi-i Nuriye, hlm. 118.

3. usia

4. Muslim, Surga, 1.

5. Tirmizi Zuhd, 56.

6. Lem’alar. hlm. 201.

7. Mesnevi-i Nuriye, 98.

8. age s, 118.


Salam dan doa…

Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan Terbaru

Pertanyaan Hari Ini