Mengapa Waraka bin Naufal, yang telah membenarkan kenabian Nabi Muhammad, tidak termasuk di antara orang-orang pertama yang beriman?

Jawaban

Saudara kami yang terhormat,


Waraqah bin Naufal

Dia adalah seorang ulama. Sebelum bertemu dan mengenal Nabi Muhammad (saw), ia telah beriman dan merupakan seorang yang berpengetahuan luas. Namun, ia tidak sempat menyaksikan penyebaran Islam pertama dan dakwah Nabi Muhammad (saw). Karena meninggal sebelum Nabi Muhammad (saw) memulai dakwah Islam, ia tidak termasuk di antara orang-orang Islam pertama. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya sendiri.


“Suatu hari, Siti Khadijah (ra) bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat ‘matahari turun dari langit dan masuk ke rumahnya, dan cahayanya keluar dari rumahnya dan menerangi seluruh rumah penduduk Mekkah.’ Ketika ia menceritakan mimpinya kepada sepupunya, Waraka bin Naufal, Waraka berkata:”


“Mimpi yang kau ceritakan ini menandakan akan segera muncul seorang nabi, dan kau akan menjadi istri dari nabi itu.”

demiçti.

Semua yang dialaminya telah membuat Khatijah diliputi perasaan yang campur aduk. Ia pergi menemui sepupunya, Waraka bin Naufal, yang selalu ia andalkan ilmunya dan kebijaksanaannya. Ia menceritakan semua yang dialaminya, kemudian keadaan kafilah, dan semua informasi tentang Nabi Muhammad, dan memohon pencerahan darinya. Waraka bin Naufal:


“Wahai Khadijah! Jika apa yang kau katakan itu benar, maka tidak ada keraguan bahwa Muhammad adalah nabi akhir zaman. Aku memang sudah merasakan dan menantikan kedatangan seorang nabi dari kalangan umat ini. Waktu ini adalah waktu kedatangannya.”


(Sejarah Islam, Penerbitan Osmani, 2/167)

Rasulullah SAW pulang ke rumahnya, dan disambut oleh Khadijah. Namun kedatangan kali ini berbeda dari kedatangan-kedatangan sebelumnya. Khadijah merasakan ada sesuatu yang berbeda. Ia bertanya apa yang terjadi, tetapi tidak mendapat jawaban. Rasulullah SAW belum siap untuk menceritakan apa yang telah dialaminya. Beliau segera beristirahat, dan setelah beristirahat sejenak, beliau menceritakan apa yang telah dialaminya kepada Khadijah.


“Aku takut pada diriku sendiri.”

demi. Khadijah, yang mendengarkan Penguasa Alam Semesta, berkata kepadanya:



“Jangan takut, demi Allah, Allah tidak akan menyesatkanmu.”


kata.

Namun, Khadijah pun tidak sepenuhnya menyadari apa yang terjadi. Untuk memahami sepenuhnya esensi dari peristiwa tersebut, ia mengusulkan untuk pergi menemui pamannya, Waraka bin Naufal. Waraka adalah sosok terhormat yang sudah lanjut usia, dan keilmuan serta pengalamannya dikenal luas oleh semua orang. Rasulullah (saw) menerima usulan ini dan pergi bersama Khadijah menemui Waraka bin Naufal.

Tuhan Yang Maha Esa (saw) menceritakan satu per satu apa yang telah terjadi. Varaka, yang mendengarkan dengan tenang, menjadi sangat bersemangat:



“Apa yang kau lihat adalah kehormatan yang datang kepada para nabi. Seandainya aku bersamamu ketika kaummu mengusirmu dari Mekkah.”

Tuhan Yang Maha Esa (saw), mendengarkan Varaka dengan penuh keterkejutan:


“Apakah mereka akan mengusirku?”

bertanya:



“Tidak ada seorang pun yang membawa sesuatu yang serupa dengan apa yang kau bawa, melainkan kaumnya menjadi musuh baginya. Jika aku sampai di hari itu, aku akan berusaha membantumu.”

Pernyataan-pernyataan ini menunjukkan bahwa orang itu belum mencapai usia yang seharusnya.


Salam dan doa…

Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan Terbaru

Pertanyaan Hari Ini