Mengapa Setan masih menyesatkan manusia, padahal ia tahu bahwa siksa yang akan diterimanya akan bertambah?

Detail Pertanyaan

Berdasarkan hadis yang berbunyi, “Barangsiapa yang menyebabkan (sesuatu), maka ia sama dengan yang melakukannnya”, dosa-dosa yang dilakukan manusia karena mengikuti bisikan setan, satu bagiannya juga dicatat untuk setan, sehingga siksaannya semakin bertambah. Mengapa suatu makhluk, apalagi jika mengetahui betapa dahsyatnya siksaan Allah, rela siksaannya bertambah berkali-kali lipat setiap saat? Bukankah ini sebuah kontradiksi?

Jawaban

Saudara kami yang terhormat,


“Setan menjadi orang yang rugi selamanya karena lima hal:


1. Karena dia tidak mengakui kesalahannya,


2. Karena dia tidak menyesal,


3. Karena ia tidak mengutuk nafsu-nafsu jahatnya yang membuatnya memberontak,


4. Karena tidak mau bertaubat,


5. Karena ia telah putus asa dari rahmat Ilahi.” (Ibn Hajar, Münebbihat, 73.)


Beberapa orang

, seseorang dapat jatuh ke dalam dosa meskipun mengetahui hukuman Allah, dan dapat terus melakukannya sepanjang hidupnya. Dari sudut pandang ini, mengetahui bahwa sesuatu itu buruk dan berbahaya tidak berarti bahwa itu pasti akan ditinggalkan.

Namun, khususnya orang-orang beriman menyadari kesalahan mereka dan bertaubat serta memohon ampun. Sedangkan setan, karena kesombongannya, tidak mau melakukan hal itu. Oleh karena itu, seorang mukmin harus mengakui dosa yang telah dilakukannya; menyesali kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya; mempertanggungjawabkan dan mengutuk dirinya sendiri; sering bertaubat dan memohon ampun, serta tidak pernah putus asa dari rahmat Ilahi.

Klik di sini untuk informasi tambahan:

Bagaimana pemberontakan Iblis terjadi menurut Al-Qur’an?


Salam dan doa…

Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan Terbaru

Pertanyaan Hari Ini