– Kita mengatakan bahwa Pencipta itu tunggal, tetapi ketika kita melihat, kita melihat berbagai makhluk di sekitarnya (malaikat, setan, jin, manusia, dll.). – Mengapa Pencipta, yang tidak membutuhkan siapa pun, memiliki makhluk-makhluk yang disebutkan di sekitarnya? – Bahkan, kita membaca dalam beberapa ayat bahwa Dia berbicara kepada para malaikat. – Dan mengapa Pencipta, yang mampu melakukan segala sesuatu tanpa perantara, menggunakan berbagai makhluk sebagai perantara dan menciptakan semacam alam semesta sistem?
Saudara kami yang terhormat,
– Nabi Muhammad (saw) bersabda:
“Allah (telah) ada (sejak dulu), dan tidak ada sesuatu pun bersamanya.”
(Kenzu’l-ummal, h. No: 29850).
Sebagaimana yang dapat dipahami dari hadis ini, Allah ada dan sendirian, bahkan sebelum ada tanda-tanda makhluk ciptaan, termasuk langit dan bumi.
Berikut adalah keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah (Ahl-i Sunnah) mengenai hal ini:
“Allah ada, dan tidak ada apa pun bersamanya.”
Tidak ada langit, tidak ada bumi. Allah, hampir selalu ada di sana, bahkan ketika langit dan bumi belum ada. Di sana tidak ada waktu dan tempat. Artinya, Allah terbebas dari ruang dan waktu. Keberadaan-Nya di luar ruang dan waktu menjadikan-Nya Esa, tunggal, dan tak ada yang menyamai-Nya.
– Namun, perlu diingat bahwa dalam Islam,
“Allah itu Esa.”
sebagai pengganti ungkapan
“Allah itu satu, tunggal.”
ungkapan tersebut telah diadopsi.
– “Allah itu satu”
yang dimaksud adalah,
“Sang Pencipta”
hanya Allah;
“Dialah Tuhan yang berhak disembah; Dialah yang memberi rezeki, Dialah yang mematikan dan menghidupkan kembali…”
Artinya, bukan berarti tidak ada makhluk lain selain Allah yang ada. Karena, nama dan sifat-sifat Allah menginginkan terciptanya makhluk. Misalnya, Allah, yang berarti pencipta.
Al-Khalik, Al-Fathir, Al-Bari
dengan nama-nama seperti itu, Dia ingin menunjukkan keahlian-Nya dalam menciptakan alam semesta. Demikian pula, dengan menciptakan makhluk, Dia ingin menunjukkan keabadian ilmu, hikmat, dan kekuasaan-Nya.
– Salah satu hikmah dari penciptaan manusia, bahkan mungkin yang terpenting, adalah
Menjadi cermin bagi sifat-sifat kesempurnaan Allah.
Bediuzzaman menyatakan hal tersebut dan memberikan dukungan dengan
“Aku adalah harta tersembunyi, dan Aku menciptakan alam semesta agar mereka mengenal Aku.”
(Aclunî, 2/132)
ketika menjelaskan hadis qudsi yang berbunyi demikian, Ibnu Arabi
“Aku menciptakan makhluk-makhluk agar menjadi cermin bagiku, dan agar Aku dapat melihat keindahan-Ku di cermin itu.”
menyebutkan pernyataan-pernyataan tersebut sebagai bukti.
(Isyarat al-I’jaz, hlm. 17)
– Tidak ada makhluk, termasuk malaikat, yang berada di dekat atau di sekitar Allah. Allah bersifat kekal, sedangkan semua makhluk lainnya adalah makhluk baru yang muncul belakangan. Makhluk yang baru muncul tidak mungkin memiliki kesamaan dengan kekekalan. Perintah Allah kepada malaikat juga tidak berarti mereka berada di dekat Allah atau melihat-Nya. Karena keagungan dan kebesaran Allah, kemuliaan dan ketinggian-Nya mengharuskan adanya penutup antara-Nya dan semua makhluk.
– Digunakan secara luas di kalangan masyarakat
“Kesepian adalah hak prerogatif Allah.”
Ungkapan ini berarti bahwa semua makhluk saling membutuhkan, kehidupan mereka hampir tidak mungkin tanpa satu sama lain, dan hanya Allah yang tidak membutuhkan apa pun.
Klik di sini untuk informasi tambahan:
– Apa hikmah Allah menciptakan dan menggerakkan sebab-sebab?
– Mengapa Allah menggerakkan sebab-sebab?
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan