Saudara kami yang terhormat,
Mengetahui
le
buatan
Perlu ditekankan bahwa keduanya sangat berbeda. Kami telah memberikan sebuah contoh. Pengetahuan kita bahwa sebuah biji akan menjadi pohon tidak berarti bahwa biji itu *harus* menjadi pohon. Selain itu, jika sebuah rencana dibuat untuk sebuah mesin atau bangunan,
Jika sudah ada rencana, lalu untuk apa bangunan dan mesin?
dapatkah dikatakan.
Mari kita rencanakan bahwa besok kita akan pergi ke suatu tempat dan makan ini dan itu. Maka, karena kita sudah tahu apa yang akan kita lakukan, apakah kita perlu pergi dan makan? Jika kita saja tidak bisa mengatakan hal itu untuk hal-hal sederhana sehari-hari, bagaimana dengan manusia yang diciptakan Allah dengan hikmat yang tak terhitung jumlahnya?
“Jika dia sudah tahu apa yang akan terjadi, mengapa dia menguji?”
tidak bisa dikatakan.
Ya, Allah mengetahui siapa yang akan masuk surga dan siapa yang akan masuk neraka. Namun, sebagaimana ada hikmah di balik pengiriman manusia ke dunia ini untuk diuji, ada banyak hikmah di balik pertanggungjawaban di hari kiamat.
Di padang mahsyar, Allah Taala
Adl, Hakim, Hafiz, Kadir
dan nama-nama-Nya yang lain akan terwujud, dan manusia akan melihat dengan sempurna bagaimana amal-amal yang dilakukannya di dunia ini tercatat secara detail, dan bagaimana perbuatan-perbuatannya tersebut berpengaruh baik atau buruk baginya. (Allah Ta’ala)
Adl
akan benar-benar memahami namanya.
Menuntut pertanggungjawaban manusia atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan dan kemudian menghukum mereka adalah suatu hikmah. Allah (swt), yang menciptakan segala sesuatu dengan hikmah, akan meminta pertanggungjawaban manusia di hari kiamat sesuai dengan hikmah-Nya.
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan
Komentar
Bapak Pala
Semoga Allah (cc) meridhoi.