Bisakah Anda menjelaskan pemahaman tentang zuhud, taqwa, dan kepatuhan kepada Al-Qur’an?

Jawaban

Saudara kami yang terhormat,

Tidak terlalu mementingkan dunia, berarti tidak menunjukkan keserakahan. Bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya.

(simpanlah secukupnya untuk kebutuhanmu).

Dari ayat-ayat tersebut, kita dapat memahami bahwa zuhud adalah unsur keseimbangan, menghindari keterikatan yang berlebihan, dan merupakan pemahaman tentang menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Secara umum, kata ini digunakan dalam arti menjauhi dosa/larangan. Pemahaman ini sesuai dengan makna taqwa. Oleh karena itu, menaati perintah Allah juga dianggap sebagai menjauhi larangan-Nya.

Namun, perlindungan dalam agama Islam terjadi dalam dua bentuk; Oleh karena itu, hal ini juga didefinisikan sebagai taqwa. Pemahaman ini lebih luas cakupannya.

Tingkatannya sangat banyak. Pertama, yang terpenting adalah menunaikan kewajiban dan menjauhi dosa-dosa besar. Kemudian, perlu menjaga organ-organ tubuh; mata, telinga, lidah, tangan, kaki, dll. agar terhindar dari dosa, dan menggunakannya untuk hal-hal yang baik. Setelah mendisiplinkan organ-organ fisik tubuh, perlu beralih ke ranah spiritual; dan bertindak sesuai dengan itu.

Tentu saja, tidak mungkin untuk mempertimbangkan bidang materi dan spiritual sebagai kategori yang sepenuhnya terpisah. Karena keduanya saling terkait. Misalnya, pada saat Anda menjauhkan mata Anda dari hal-hal haram, berarti pikiran, hati, dan perasaan Anda juga mengalami kesadaran iman. Tetapi jika dilihat dari urutan pentingnya, yang pertama kali berkaitan dengan zahir kita. Pembersihan batin, dimensi rohani dan hati, berkembang bergantung pada hal ini. Misalnya, akan dianggap aneh jika seseorang yang tidak berpuasa berbicara tentang dampak positif puasa pada manusia. Akan dianggap aneh jika seseorang yang membunuh orang lain menentang berburu -dengan alasan bahwa semua makhluk hidup adalah makhluk hidup- dan menjadi seorang pecinta hewan. Demikian pula, akan sangat lucu jika seseorang yang tidak sholat dan minum alkohol berbicara tentang keikhlasan, atau pencuri berbicara tentang hak asasi manusia.

Baik itu positif atau negatif, yang terpenting adalah mematuhi perintah-perintah besar dan menjauhi larangan-larangan besar, karena itulah cara yang paling sesuai dengan hikmah Al-Qur’an.

Berpegang teguh pada Al-Qur’an dengan iman yang tak tergoyahkan dan penuh keyakinan berarti menerima Al-Qur’an sebagai satu-satunya pedoman hidup dan hidup sesuai dengannya. Membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an adalah tanda nyata dari kesetiaan.

Tentu saja, agar kita dapat memahami Al-Qur’an dengan benar, kita perlu membaca karya-karya para ulama kita yang paling memahami Al-Qur’an dan Sunnah, yang merupakan tafsirnya. Dalam memilihnya, sangat penting untuk memprioritaskan sumber-sumber yang paling tepercaya.


Salam dan doa…

Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan Terbaru

Pertanyaan Hari Ini