– Mengapa kita harus terburu-buru dalam melakukan amal?
Saudara kami yang terhormat,
Hadis yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
“Bergejolaklah dalam melakukan amal-amal baik (yang mengarah ke akhirat) sebelum enam hal ini terjadi: Matahari terbit dari barat, Dhuha, Dabbatu’l-Ard, Dajjal, kematian yang khusus bagi kalian masing-masing, dan (pelayanan umum yang akan menghalangi amal saleh kalian).”
(Ibn Mace, Fiten, 28)
Riwayat hadis lainnya adalah sebagai berikut:
“Teruslah berbuat kebaikan sebelum tujuh hal ini datang, apa yang kalian tunggu? Kemiskinan yang membuat lupa segalanya, kekayaan yang menyesatkan, penyakit yang merusak tubuh dan seluruh kekuatan, usia tua yang menyebabkan pikun, kematian yang tiba-tiba, atau fitnah Dajjal yang akan datang, atau kiamat? Kiamat itu lebih mengerikan dan lebih menyakitkan.”
(Tirmizi, Zuhd, 3)
Segala sesuatu di dunia ini fana, termasuk manusia, yang berarti manusia hanya berada di dunia ini untuk sementara waktu. Waktu dan kesempatan yang diberikan kepada manusia juga terbatas dan sementara. Kesempatan dan waktu yang diberikan ini harus digunakan sebaik-baiknya dan harus segera dimanfaatkan.
Kita harus berusaha untuk melakukan setiap ibadah tepat pada waktunya dan seolah-olah itu adalah ibadah terakhir kita.
Dan harus meninggalkan setiap dosa.
“Jika aku melakukan dosa ini, aku bisa mati saat melakukan dosa.”
dengan demikian, kita harus menjauh dari dosa itu.
Kita harus segera bertindak, baik dengan menghentikan ibadah yang kita tinggalkan, maupun dengan segera berhenti melakukan dosa yang kita lakukan.
“Nanti saja”
atau
“Nanti saja”
Kita harus mulai menjalankan ibadah, berniat dan menghentikan kebiasaan buruk, tanpa jatuh ke dalam tipu daya setan seperti itu.
Hal-hal yang disebutkan dalam hadis hanyalah contoh. Ini dapat diperbanyak dengan riwayat-riwayat lain. Yang penting adalah mengambil tindakan pencegahan seolah-olah hal-hal yang disebutkan dan hal-hal serupa akan segera terjadi, sebelum hal itu menimpa kita. Itu berarti menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut. Jangan menunda kebaikan dan jangan mendekati dosa. Jika kita melakukan kesalahan, segera bertaubat dan jangan mengulanginya.
Ayat-ayat berikut ini juga sangat relevan dengan topik ini:
“Jika kematian menghampiri salah seorang di antara kalian,
‘Ya Tuhanku! Jika Engkau menunda hukuman-Mu hingga waktu yang dekat, maka berikanlah aku kesempatan untuk bersedekah dan menjadi orang yang baik!’
sebelum (kematian) itu datang, berinfaklah di jalan Allah dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebagai rezeki.”
(Al-Munafiqun, 63/10)
“Apabila salah seorang dari mereka tiba-tiba mati,
‘Ya Tuhanku! Kembalikan aku ke dunia, agar aku dapat melakukan amal shalih di dunia yang telah kutinggalkan.’
kata-kata. Tidak! Ini hanyalah sebuah janji kosong yang dia ucapkan.”
(Al-Mukminun, 23/99-100)
“Atau ketika mereka melihat siksa,
‘Seandainya ada satu kesempatan lagi bagiku di dunia ini, aku ingin menjadi orang yang berbuat baik.’
jangan sampai terjadi.”
(Az-Zumar, 39/58)
Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan waktu yang telah dipercayakan kepada kita dan kesempatan yang diberikan kepada kita sebaik mungkin, serta melakukan apa yang harus dilakukan tepat pada waktunya. Sebagaimana dalam sebuah hadis, Nabi kita telah memperingatkan kita:
“Sebelum lima hal ini datang, hargailah lima hal ini: Hargailah hidupmu sebelum kematian datang, hargailah kesehatanmu sebelum penyakit datang, hargailah waktu luangmu sebelum kesibukan datang, hargailah masa mudamu sebelum usia tua datang, hargailah kekayaanmu sebelum kemiskinan datang…”
(Münawî, Fayḍ al-Qadir, 2/16)
Klik di sini untuk informasi tambahan:
– Apakah ada hadis yang berbunyi “Orang-orang yang menunda/menunggu hari esok telah binasa”? Jika ada, apa artinya?
– Apakah tanda-tanda kiamat tertulis dalam Al-Qur’an? Apa saja tanda-tanda kiamat itu? Bagaimana dan siapa yang akan datang, serta peristiwa apa yang akan memicu kiamat?
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan