Bisakah Anda memberi informasi tentang Tabut Sekine dan tentang Mahdi yang akan membawanya ke permukaan?

Jawaban

Saudara kami yang terhormat,

Dalam tafsir-tafsir, disebutkan bahwa peti mati ini adalah sebuah peti yang terbuat dari materi fisik.


“Para nabi terus berkata: ‘Tanda-tanda kekuasaannya adalah datangnya sebuah peti yang di dalamnya terdapat sisa-sisa warisan rohani Musa dan Harun, serta ketenangan dari Tuhanmu, dan diangkut oleh para malaikat. Jika kalian bermaksud untuk beriman, maka di dalamnya terdapat bukti bagi kalian.’”


(Al-Baqarah, 2/248)

Deskripsi ayat yang telah kami terjemahkan di atas juga menunjukkan bahwa Tabut itu bersifat material.

Dalam sumber-sumber

Kafan

Terdapat banyak riwayat yang berbeda tentang hal ini. Yang menjadi kesamaan di antara semua riwayat adalah bahwa setelah wafatnya Nabi Musa (as), orang-orang Yahudi mulai memberontak kepada Allah dan menyimpang dari jalan yang benar. Oleh karena itu, Allah menimpakan bala (Amalik) kepada mereka dan mengambil tabut dari mereka. Akhirnya, tabut itu kembali sebagai tanda ke-Raja-an Talut.

(lihat Alusî, tafsir ayat 248 Surah Al-Baqarah).

Menurut catatan Perjanjian Lama, Peti Suci dibawa oleh orang Filis yang sedang berperang melawan orang Yahudi, tetapi hanya berada di tangan mereka selama tujuh bulan. Mereka mengembalikan peti itu ke tempatnya karena menganggapnya sebagai penyebab berbagai malapetaka yang menimpa mereka.

(Ke Baitusyams)

mereka terpaksa menyerah.

(lihat Samuel I, 15:6).

Pernyataan-pernyataan ini juga menunjukkan bahwa Tabut adalah sebuah peti yang terbuat dari materi fisik.

Akdu’d-dürer fi Ahbari’l-Muntazar

(1/34-termasuk)

Dalam karya tersebut, terdapat informasi bahwa peti mati yang dimaksud akan dikeluarkan dari Danau Tiberias pada masa Imam Mahdi.

Jika riwayat hadis tersebut sahih, maka kesamaan dapat ditemukan dengan ayat yang bersangkutan. Dalam hal itu, hilangnya tabut tersebut merupakan tanda kekalahan bagi Bani Israil pada masa itu, dan ditemukannya kembali menjadi tanda kemenangan mereka.

Kemunculannya kembali di zaman Imam Mahdi juga dapat menjadi tanda kemenangan bagi umat Islam yang telah mengalami kekalahan di tangan para penyangkal. Informasi seperti ini biasanya muncul sebagai interpretasi. Misalnya, kata Mehdi…

“Dia akan menemukan kotak suara di Antakya”

Penjelasan tentang arti tersebut adalah interpretasi yang dibuat berdasarkan riwayat yang bersangkutan.

Kata Mehdi lebih merujuk pada seseorang yang mencapai harta karun yang mengarah pada keridhaan Allah, yaitu harta karun spiritual, daripada sekadar menemukan peti mati fisik. Peti mati fisik ini dapat dianggap sebagai tanda dari peti mati spiritual tersebut.


Mehdi,

Oleh Allah

-Yang ditunjukkan dalam Surah Al-Fatiha-

berarti orang yang telah diberi petunjuk ke jalan yang lurus. Sebagaimana dalam hadis, hal ini juga berlaku untuk empat khalifah al-Rasyid.

“Sunnah para khalifah yang diridhoi (al-Khulafa ar-Rasyidun) yang diberi petunjuk (al-Mahdiyyin) = jalan para khalifah yang diridhoi dan diberi petunjuk”

ungkapan tersebut digunakan

(lihat Ahmed b. Hanbel, 4/126).

Menurut kami, Imam Mahdi – selain secara umum mengikuti jalan kebenaran – adalah seseorang yang dapat melakukan banyak hal dalam waktu yang sangat singkat, seperti dalam satu malam –

dengan cara yang luar biasa

– Gelar ini diberikan kepadanya karena ia telah dianugerahi karunia khusus, dipenuhi dengan ketakwaan dan kebijaksanaan, serta telah mencapai kepribadian baru yang sepenuhnya baru.

Sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad (saw) bersabda:


“Al-Mahdi adalah dari Ahlulbait, Allah akan menyempurnakan dia dalam satu malam.”


(Kenzu’l-Ummal, h. No: 38664).

Yang terdapat di sini

“rehabilitasi”

konsep ini, seperti yang telah kami jelaskan, berarti memberikan kepribadian yang sepenuhnya baru. Jika tidak, seperti yang diketahui oleh masyarakat umum

“rehabilitasi”

bukanlah itu artinya, dan tidak mungkin juga.


Salam dan doa…

Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan Terbaru

Pertanyaan Hari Ini