Saudara kami yang terhormat,
“Teater”
Kata ini, seperti yang dikatakan, merujuk pada tempat pementasan drama, tetapi juga merujuk pada drama yang dipentaskan. Arti yang dimaksud dari kata yang disebutkan dalam pertanyaan adalah arti ini.
“Teater”,
Dalam arti ini, jika ia melayani kebenaran dan keadilan, maka ia diperbolehkan. Karena ia hanyalah merevitalisasi peristiwa nyata atau imajiner, mengatakan bahwa begini dan begitu telah terjadi.
Namun, jika media tersebut melayani kebatilan dan hawa nafsu, bukan kebenaran dan kebaikan, serta merusak moral dan tradisi pendengarnya, maka hal itu tidak diperbolehkan secara agama. Sinema dan televisi dapat digunakan untuk kebaikan maupun keburukan. Artinya, hukumnya berubah-ubah tergantung pada penggunaannya. (Halil GÜNENÇ, Fatwa-Fatwa untuk Masalah-Masalah Masa Kini II.188)
Teater,
Teater adalah jenis seni yang menghidupkan peristiwa, ide, dan pemikiran di atas panggung. Dari satu sudut pandang, seni ini adalah fenomena yang menceritakan beberapa kebenaran melalui representasi dan cerita. Oleh karena itu, seperti setiap alat, teater juga merupakan alat ekspresi visual, sebuah metode narasi yang melayani tujuan tertentu. Nilai alat-alat tersebut terungkap seiring dengan pemikiran yang mereka layani.
Oleh karena itu, seni teater yang digunakan untuk menghidupkan pikiran jahat, secara alami adalah jahat; sedangkan yang melayani pikiran baik, dianggap baik.
“Gunakan gaya yang terbaik dalam berdebat dengan orang lain.”
(An-Nahl, 16/125)
Dari ayat tersebut, kita dapat memahami pentingnya metode penyampaian yang baik dan efektif dalam interaksi kita dengan orang lain.
“Orang yang terbaik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.”
(Keşfü’l-Hafâ, I/393).
Sebagaimana dinyatakan dalam hadis, kita dapat memanfaatkan segala jenis teknologi modern yang bermanfaat bagi agama dan dunia kita. Selama tidak menghalangi kita untuk menjalankan kewajiban ibadah, kita harus memanfaatkan segala jenis seni yang berbasis teknologi modern.
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan
