Apakah riwayat sholat yang dikerjakan di malam-malam pertama dari sepuluh hari di bulan Dzulhijjah itu sahih?

Detail Pertanyaan


– Ada sebuah riwayat yang mengatakan bahwa sholat hajat 4 rakaat di malam-malam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sangat bernilai. Apakah riwayat ini sahih?

– Meskipun riwayatnya tidak sahih, apakah ada larangan untuk melaksanakan sholat ini?

– Kisahnya begini:

Hasan (ra) menceritakan bahwa Nabi Muhammad (saw) bersabda kepada Ali (ra):

“Apabila sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah tiba, maka berpegang teguhlah pada ketaatan (ibadah). Karena hari-hari itu adalah hari-hari yang dimuliakan Allah. Hormat yang diberikan kepada malam-malam hari-hari itu sama dengan hormat yang diberikan kepada hari-hari itu.”

Jika seseorang ingin sholat di salah satu malam tersebut, maka hendaklah ia sholat seperti berikut:

Bangunlah setelah sepertiga malam berlalu; sholatlah empat rakaat. Pada setiap rakaat sholat ini, bacalah Surah Al-Fatiha sekali. Bacalah Surah Al-Ikhlas dan Muawwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) masing-masing tiga kali. Bacalah Ayat Kursi (ayat 255 Surah Al-Baqarah) tiga kali di setiap rakaat.

Setelah selesai sholat, hendaknya mengangkat kedua tangan dan berdoa seperti berikut:

“Mahasuci Dzat yang memiliki keagungan dan kebesaran.”

Mahasuci Dzat yang memiliki kekuasaan dan kerajaan.

Mahasuci Allah yang hidup, yang tidak mati. Tiada Tuhan selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia adalah Yang Hidup, yang tidak mati.

Mahasuci Allah, Tuhan hamba-hamba dan negeri-negeri, dan segala puji bagi Allah, banyak, baik, dan diberkahi dalam segala keadaan.

Allahu Akbar, Maha Agung. Rabb kami, Maha Mulia dan Maha Kuasa di segala tempat.

“Allah (swt), yang memiliki kemuliaan dan keagungan, terbebas dari sifat-sifat yang kurang.”

Allah (swt), yang memiliki kekuasaan dan kerajaan, terbebas dari sifat-sifat yang kurang.

Allah (swt), yang hidup dan tidak mati, terbebas dari sifat-sifat yang kurang.

Tidak ada Tuhan selain Dia; Dia yang membunuh dan menghidupkan.

Allah (cc), Tuhan hamba-hamba dan negara-negara, terbebas dari sifat-sifat yang kurang.

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah (swt), semoga selalu dalam keadaan bersih dan diberkahi.

Allah (swt) adalah Yang Maha Agung. Kemuliaan Tuhan kita sangat tinggi; ilmu dan kekuasaannya berlaku di mana-mana.”

Maka, setelah itu, apa pun yang menjadi keinginannya, hendaklah ia mengucapkannya; kepada orang yang berbuat demikian;

Allah (swt) memberikan pahala kepada orang yang mengunjungi Bait-Nya (Ka’bah) dan makam Nabi (saw), serta orang yang berjihad di jalan Allah (swt).

Apa pun yang ia mohon kepada Allah Ta’ala, Allah (swt) akan memberikannya. Jika seseorang melaksanakan shalat tersebut di setiap malam dari sepuluh malam itu, maka Allah (swt) akan menempatkannya di surga Firdaus yang paling tinggi. Segala keburukannya akan dihapus dan kepadanya akan dikatakan:

“Mulailah melakukan hal-hal baik lagi.”

Apabila hari Arafah tiba, dan seseorang berpuasa di siang harinya, serta melaksanakan sholat yang telah dijelaskan di malam harinya, dan memohon kepada Allah (swt) dengan menangis sambil membaca doa yang telah dijelaskan, maka Allah (swt) akan berfirman kepada para malaikat-Nya:

“Wahai para malaikat-Ku, bersaksilah; Aku telah mengampuni hamba-Ku ini, dan Aku juga telah memberinya bagian dari pahala para peziarah.”

Kemudian, Rasulullah (saw) bersabda:

“Karena shalat yang ia laksanakan dan doa yang ia panjatkan, malaikat-malaikat bersukacita dan saling memberi kabar gembira atas karunia yang Allah (swt) berikan kepada hamba-Nya itu.” (Abdülkadir Geylani, Gunye, 2/40-41)

Jawaban

Saudara kami yang terhormat,


Kami tidak menemukan riwayat hadis yang relevan di sumber yang sahih.

Tidak tepat untuk melakukan sholat sunnah yang tidak ditetapkan sebagai sunnah. Terutama jika seseorang melakukan sholat tersebut tanpa yakin bahwa itu adalah sunnah.

Sebaliknya, ada hadis sahih yang berbunyi:

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad (saw) bersabda:


“Tidak ada hari yang lebih disukai Allah untuk melakukan amal saleh daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”

Ketika mereka bertanya, “Apakah jihad juga seperti itu?”, dia menjawab, “Ya, jihad juga seperti itu, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali dengan apa pun.”

Tirmizi menyatakan bahwa hadis ini sahih.

(lihat Tirmizi, h.no: 757)

Hadis yang sama juga diriwayatkan oleh Bukhari dengan perbedaan satu atau dua kata.

(lihat. Bukhari, h.no: 969)

Selain itu, mengenai apa yang harus dilakukan pada hari-hari ini, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Umar, Nabi Muhammad (saw) bersabda:


“Tidak ada hari yang lebih mulia di sisi Allah selain sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, dan tidak ada amalan yang lebih disukai daripada amalan yang dilakukan di dalamnya. Oleh karena itu, berdoalah banyak-banyak dengan tasbih, takbir, dan tahmid di hari-hari ini.”


(Ibn Hanbal, Musnad, 9/323)


Singkatnya:

Berpuasa di hari-hari ini, baik siang maupun malamnya


Subhanallah

sambil mengucapkan tasbih,

Alhamdulillah

dengan mengucapkan pujian,

Allahu Akbar

seraya mengucapkan takbir dan

La ilaha illallah

dengan mengucapkan tasbih

melakukan zikir,

Membaca Al-Quran, bertaubat dan memohon ampun, serta lebih menjauhi dosa-dosa.

Dengan melakukan hal-hal baik seperti itu, sepuluh hari dan malam ini dapat dihidupkan kembali.


Salam dan doa…

Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan Terbaru

Pertanyaan Hari Ini