– Saya akan sangat berterima kasih jika Anda dapat memberikan seluruh riwayat, sumbernya, keabsahannya, dan penjelasannya:
– Abu Hatim, dalam tafsir Ibnu Katsir, Allah menunjukkan kepada Adam generasi-generasi yang akan datang, termasuk mereka yang cacat. Kepada Adam, Dia berfirman: “Aku menciptakan mereka agar manusia mengetahui rahmat-Ku.”
Saudara kami yang terhormat,
Berikut adalah hadis lengkapnya:
“Ketika Allah menciptakan Adam, Ia mengeluarkan orang-orang yang akan masuk surga dari telapak tangan kanannya, dan orang-orang yang akan masuk neraka dari telapak tangan kirinya. Sebagian dari mereka buta, sebagian tuli, dan sebagian lainnya terkena berbagai penyakit. Mereka dilemparkan ke bumi. Adam bertanya: ‘Ya Rabb! Tidakkah lebih baik jika Engkau menciptakan anak-anakku sama?’ Allah menjawab:
‘Wahai Adam! Aku melakukan ini karena Aku menginginkan agar Aku disyukuri.’
berfirman.”
(lihat Ibnu Katsir, Kasasu’l-Anbiya, 1/44)
– Dalam riwayat yang dikutip dari Ibnu Abi Hatim oleh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, disebutkan bahwa:
“penderita kusta, menderita penyakit kusta”
telah disebutkan beberapa orang.
“Karena aku meminta agar mereka bersyukur padaku…”
sebagai pengganti
“Hendaknya mereka bersyukur atas nikmat-Ku”
ungkapan yang dimaksud telah dimasukkan.
(lihat Ibnu Katsir, Tafsir, 3/504)
– Dalam riwayat Ibnu Jarir, sebagai pengganti penyakit, Adam: ketika melihat sebagian anaknya bertubuh tinggi dan sebagian bertubuh pendek,
“Ya Tuhan! Bukankah lebih baik jika Engkau menciptakan mereka semua sama?”
berupa.
(lihat Kenzu’l-Ummal, 3/742).
– Tidak ada satu pun sumber ini yang membahas tentang koreksi.
– Menurut pendapat kami, riwayat ini lemah. Karena:
a)
Hampir semua riwayat ini memiliki sanad yang terputus. Semuanya berasal dari riwayat Hasan al-Basri. Menurut kebanyakan ulama, hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Hasan al-Basri lemah.
b)
Sebagian besar riwayat ini memiliki sanad yang berujung pada Abdurrahman b. Zeyd b. Aslam, yaitu:
lemah
telah diterima.
c)
Mengenai penciptaan Nabi Adam, termasuk juga status keturunannya yang akan masuk surga atau neraka.
-walaupun sedikit
– Beberapa sumber hadis yang menyebutkan hal ini tidak membahas hal-hal yang menjadi pokok bahasan kita. Hal ini menunjukkan bahwa informasi ini lemah.
– Adalah suatu kebenaran bahwa manusia diuji dengan berbagai penyakit dan musibah.
Perbedaan tinggi badan juga merupakan realita. Kita tidak bisa membayangkan Nabi Adam akan menolak hal ini.
–
Alasan mengapa keberadaan berbagai keadaan ini menjadi sarana untuk bersyukur dapat dijelaskan sebagai berikut:
– Manusia menyadari dan bersyukur atas kebaikan hanya setelah mengalami kesulitan. Selain itu,
Dengan kelaparan, Allah adalah Pemberi Nikmat.
seperti yang kita kenal namanya,
dengan penyakit-penyakit, maka sebutlah Dia dengan nama As-Syafi (Yang menyembuhkan).
kami tahu.
– Dari sisi lain, semua orang,
orang yang sakit dapat melihat bahwa orang lain dalam keadaan yang lebih buruk daripada dirinya dalam menghadapi musibah.
Sebagai contoh, seorang yang cerdas yang hanya memiliki satu mata akan bersyukur jika melihat orang yang tidak memiliki kedua matanya. Dengan contoh ini, Anda dapat membuat contoh-contoh lain.
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan