Apakah Nabi kita mengingatkan orang Yahudi dan Kristen tentang hal-hal yang tidak diperintahkan kepadanya?

Detail Pertanyaan


– Rasulullah menyukai kesepakatan dengan Ahl al-Kitab dalam hal-hal yang tidak diatur oleh perintah-Nya. (Ahmad bin Hanbal (2/287), Bukhari (3558,3944), Muslim (2336), Nasa’i)

– Apakah ada hadis seperti itu?

– Bukankah Nabi kita (saw) menentang Ahl al-Kitab dan orang-orang musyrik?

– Jika ada, bagaimana penafsiran atau tafsir hadis seperti itu?

– Apakah yang dibutuhkan dari Ahl al-Kitab adalah penentangan atau persetujuan?

Jawaban

Saudara kami yang terhormat,

Nabi Muhammad (saw) pada masa-masa awal suka menyetujui beberapa hal dari Ahli Kitab yang tidak bertentangan dengan wahyu.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa dalam beberapa kebiasaan yang terdapat dalam tradisi, ia lebih mengutamakan Ahli Kitab daripada orang-orang musyrik.


“Orang-orang musyrik memotong rambut mereka

(ke kanan dan ke kiri)

Mereka memisahkannya menjadi dua bagian. Orang-orang Ahli Kitab menyisir ke depan secara menyeluruh. Nabi kita juga menyisir seperti orang-orang Ahli Kitab. Kemudian…

(dengan menentang mereka)

mulai membagi menjadi dua.”


(Muslim, Fadail, 90-2336)

Hal ini juga dapat dipahami dari hadis yang bermakna demikian.

Puasa di hari Asyura juga merupakan manifestasi persetujuan terhadap orang-orang Yahudi.

(Ibn Hajar, 4/248)

Namun

(setelah kebiasaan-kebiasaan orang-orang musyrik hilang atau kehilangan pengaruhnya)

kemudian Nabi kita (saw) memerintahkan untuk menentang Ahl-i Kitab.

(lihat Nevevi, 15/90; Ibnu Hajar, 2/274)


Salam dan doa…

Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan Terbaru

Pertanyaan Hari Ini