“Apabila seseorang melihat suatu kemungkaran (perbuatan yang tidak baik) yang tidak mampu dia ubah, maka cukup baginya untuk memberitahukan kepada Allah bahwa dia membenci perbuatan itu, yaitu bahwa dia sama sekali tidak menyukainya.” (Tabarani) dan
“Apabila kamu melihat suatu kejahatan, maka cegahlah dengan tanganmu. Jika kamu tidak mampu, cegahlah dengan lisanmu. Jika kamu tidak mampu juga, cegahlah dengan hatimu.” (Muslim, Iman 78; Tirmizi, Fiten 11)
– Sesuai dengan hadis-hadis ini, saya berusaha untuk membenci ketika melihat sesuatu yang buruk.
– Lalu, apakah kita harus membenci hal-hal seperti pembunuhan, kebohongan, dll. yang ada dalam buku, film, atau serial fiksi?
Saudara kami yang terhormat,
– Bahan baku film fiksi, novel, dan buku-buku sejenisnya diketahui sebagai hasil imajinasi. Karena sistematisasi yang diikuti oleh produk-produk semacam itu diketahui sebagai hal-hal imajiner yang tidak ada dalam kenyataan, atau karena diketahui sebagai kebohongan yang terang-terangan, maka derajatnya telah turun di bawah kebohongan biasa. Karena kebohongan yang diketahui sebagai kebohongan yang terang-terangan oleh penerimanya…
-oleh beberapa ulama
–
bahkan tidak bisa disebut sebagai kebohongan.
Karena ia telah kehilangan kemampuannya untuk menipu.
– Namun, hal ini secara jelas disebutkan dalam buku dan film yang dimaksud.
Kita harus membenci hal-hal yang bertentangan dengan semangat Islam.
Sebaiknya hindari membaca atau mendengarkan bagian yang buruk itu sebisa mungkin. Karena;
“Tentu saja”
(Allah),
Dalam buku ini, kepada Anda
(putusan tersebut)
turunlah: Apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka tetaplah bersama mereka sampai mereka beralih ke pembicaraan lain.
(di majelis yang sama)
jangan duduk.”
(An-Nisa, 4/140)
Kebenaran ini dapat dipahami dari ayat yang berbunyi:
Namun, tidak ada salahnya untuk menikmati hal-hal baik yang datang dari mereka.
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan