– Kita tahu bahwa Iblis tidak akan bertaubat.
– Keturunannya juga diberi kebebasan untuk memilih jalan setan atau jalan yang benar agar menjadi adil. Lalu, apakah jin yang memilih jalan setan bisa bertaubat dan menjadi Muslim setelah menjadi setan?
– Atau apakah dia juga tidak akan pernah bertaubat karena telah memilih menjadi setan?
Saudara kami yang terhormat,
Keturunan Iblis pun akan berpikir tentang jalan yang benar, setelah melakukan kejahatan seperti Iblis.
-kalau boleh saya katakan-
Mereka tidak punya waktu untuk menggaruk kepala mereka.
Dalam literatur Islam -sejauh yang kita ketahui- semua setan digambarkan sebagai pengikut jalan yang sama dengan ayah mereka, Iblis. Iblis, dengan kehendak bebasnya, memilih untuk bersikap sombong, angkuh, dan menentang, dan keturunannya pun bertindak dengan cara yang sama.
Para ulama Islam,
“Ya Tuhanku!” katanya, “Berikanlah aku tenggang waktu sampai hari orang-orang dibangkitkan!”
(Al-Hijr, 15/36)
Mereka telah membahas topik ini dalam tafsir ayat yang berbunyi:
Berikut ini beberapa komentar yang telah dibuat mengenai hal ini. Komentar-komentar ini berlaku untuk keturunan Iblis, sebagaimana berlaku untuk Iblis sendiri.
a)
Meskipun Setan secara tersirat mengakui bahwa ia adalah hamba Allah dan mengakui karunia-karunia Allah kepadanya (seperti penciptaan dan pemberian akal),
Dia tidak bertaubat dan kembali dari kesalahannya.
Karena dia telah dilaknat Allah dan ditakdirkan untuk kehilangan rahmat-Nya, karena sebelumnya dia tidak sujud kepada Adam. Tentu saja, tidak dapat diharapkan orang yang telah dibebani cap kufur oleh Allah (karena pantas mendapatkannya) untuk beriman.
(Nazmu’d-dürer, tafsir ayat yang bersangkutan)
b)
Karena Allah menciptakan kecintaan pada kehidupan yang panjang dalam diri setan, ia meminta penundaan waktu hingga hari kiamat. Karena, seperti yang dinyatakan dalam hadis,
“Setiap orang akan berhasil mencapai jalan yang sesuai dengan pilihannya yang dibuat dengan kehendak bebasnya -dalam hal iman dan kufur-.”
Keinginan untuk hidup panjang pada setan juga termasuk jenis ini.
(Ibn Ashur, bagian yang relevan)
Jadi, agar iblis menanggung hukuman atas pemberontakannya terhadap Allah yang dilakukan dan akan dilakukan dengan kehendak bebasnya, ia diberi keinginan untuk hidup panjang (bukan untuk bertaubat), agar ia dapat melakukan apa yang akan dilakukannya. Sekarang ia hanya memikirkan hal itu.
c)
Menurut riwayat dari Ibnu Umar, Iblis/Setan berkata kepada Nabi Musa:
“Ketika engkau bertaubat (karena membunuh), Allah menerima taubatmu, lalu Dia mengangkatmu menjadi nabi dan berbicara langsung kepadamu. Aku juga ingin bertaubat; mohonlah syafaat untukku!”
kata dia.
Nabi Musa juga menyampaikan permintaan itu kepada Allah. Allah berfirman:
“Jika Setan pergi dan sujud di makam Adam, maka Dia akan menerima taubatnya”
kata dia.
Ketika Nabi Musa mengajukan tawaran itu kepada setan, setan berkata:
“Mengapa aku harus sujud kepada jenazahnya, padahal aku tidak sujud kepada dirinya saat ia masih hidup?!”
dengan demikian menolak tawaran tersebut.
(Suyuti, Eddürrü’l-mensur, 2/34)
Klik di sini untuk informasi tambahan:
– Apakah setan tidak bisa menjadi Muslim? Allah, bagaimana bisa setan-setan itu…
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan