Saudara kami yang terhormat,
Menurut Islam, Allah adalah pencipta kebaikan, keindahan, dan kebenaran; dan juga pencipta kejahatan, keburukan, dan kejelekan.
“Bagaimana Allah menciptakan kejahatan?”
Ada orang-orang yang mengatakan demikian. Seolah-olah mereka tidak dapat membayangkan Tuhan kita melakukan tindakan menciptakan kejahatan. Padahal, bertentangan dengan anggapan umum, ini adalah tanda keagungan-Nya.
Seorang pelukis yang sangat mahir melukis benda-benda indah, jika juga mampu melukis rupa-rupa buruk dengan sukses yang sama, maka ini menunjukkan kesempurnaannya dalam seni. Jika ia tidak mampu melukis makhluk-makhluk buruk, maka ini akan menjadi kekurangan. Hal ini juga dapat dilihat sebagai contoh dalam hal menciptakan kejahatan.
Lagipula, yang jahat bukanlah menciptakan kejahatan, melainkan melakukan kejahatan.
“Allah tidak menciptakan kejahatan.”
Mari kita tanyakan langsung kepada mereka yang mengatakan:
Jika bukan Allah yang menciptakan, lalu siapa yang menciptakan?
Setiap jawaban yang diberikan untuk pertanyaan ini mengandung aroma syirik. Menciptakan adalah hak prerogatif Allah dan Dia tidak memiliki pasangan, kembaran, penolong, atau sekutu. Ini adalah satu sisi dari masalah ini.
Ada pula aspek ujian dalam hal ini. Jika Allah hanya menciptakan kebaikan, maka kejahatan tidak akan pernah ada. Ujian pun tidak akan ada artinya. Melakukan hal haram, berbuat dosa, dan mengingkari kebenaran tidak akan mungkin terjadi. Semua orang akan terpaksa menjadi seperti malaikat. Namun, bukan itu yang menjadi tujuan Tuhan kita. Dia menginginkan hamba-Nya untuk memilih kebaikan dengan kemauannya sendiri. Oleh karena itu, Dia menciptakan apa pun yang dipilih oleh kehendak hamba-Nya.
Misalnya, dengan kaki, orang bisa pergi ke masjid, juga bisa pergi ke bar.
Yang pertama adalah kebaikan, yang kedua adalah kejahatan. Allah menciptakan hamba sesuai dengan kehendaknya. Jika kaki yang menuju ke tempat minum-minuman keras menjadi batu, mata yang condong kepada hal haram menjadi buta, dan mereka yang tidak beribadah terkena penyakit tertentu, maka kehendak hamba akan hilang.
Oleh karena itu, menciptakan kejahatan di samping kebaikan untuk membedakan yang baik dari yang jahat adalah kebijaksanaan itu sendiri. Saya rasa, penjelasan ini,
“Mengapa Allah tidak mencegah kejahatan?”
juga merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan