– Ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Khalid bin Walid (ra). Hadis ini membahas hal-hal yang cukup untuk kebutuhan dunia dan akhirat.
– Misalnya, ada pertanyaan-pertanyaan seperti, “Saya ingin menjadi orang yang paling berpengetahuan di antara manusia, saya ingin menjadi orang terkaya di antara manusia, saya ingin menjadi orang yang paling baik di antara manusia…”, dan Nabi kita menjawab semua pertanyaan tersebut.
– Apa arti lengkap dari hadis ini?
– Bagaimana keabsahan hadis ini?
– Apakah hadis ini bisa diamalkan?
Saudara kami yang terhormat,
Berikut adalah terjemahan hadis yang bersangkutan:
– Seorang pria kepada Nabi Muhammad (saw)
“Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan -yang cukup penting- tentang dunia dan akhirat.”
kata dia.– Nabi Muhammad juga bersabda:
“Tanyakan saja apa pun yang ingin kamu tanyakan.”
perintahkan.“Saya ingin menjadi orang yang paling berpengetahuan di antara manusia.”
“Takutlah kepada Allah, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling berilmu.”
“Saya ingin menjadi orang terkaya di dunia.”
“Bersyukurlah, maka engkau akan menjadi orang terkaya di antara manusia.”
“Saya ingin menjadi orang yang terbaik/paling baik di antara manusia.”
“Orang yang paling baik di antara manusia adalah orang yang bermanfaat bagi manusia, maka jadilah bermanfaat bagi mereka!”
“Saya ingin menjadi orang yang paling adil di antara manusia.”
“Mintalah untuk orang lain apa yang kau minta untuk dirimu sendiri, maka kau akan menjadi orang yang paling adil di antara manusia.”
“Saya ingin menjadi orang yang paling dekat/khusus di sisi Allah.”
“Banyaklah berzikir kepada Allah, niscaya engkau akan menjadi hamba yang paling mulia di sisi-Nya.”
“Saya ingin menjadi orang yang berbuat baik dan berprilaku baik.”
“Beribadahlah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
“Saya ingin iman saya sempurna.”
“Perbaiki akhlakmu, maka keimananmu akan sempurna.”
“Saya ingin menjadi orang yang taat kepada Allah.”
“Penuhi kewajiban yang diperintahkan Allah, niscaya kamu akan termasuk orang-orang yang taat.”
“Saya ingin menghadap Allah dalam keadaan bersih dari dosa.”
“Selalu bersihkan dirimu dari najis, agar pada hari kiamat engkau menghadap Allah dalam keadaan bersih dari dosa.”
“Saya ingin dibangkitkan di hari kiamat dalam cahaya.”
“Jangan pernah berbuat zalim kepada siapa pun, karena kamu akan dibangkitkan dalam cahaya pada hari kiamat.”
“Saya ingin Tuhan mengasihani saya.”
“Berbelas kasihlah kepada dirimu sendiri dan kepada ciptaan Allah, niscaya Allah akan berbelas kasih kepadamu.”
“Saya ingin dosa-dosa saya sedikit.”
“Beristighfarlah dan bertaubatlah kepada Allah, agar dosa-dosamu berkurang.”
“Saya ingin menjadi orang yang paling dermawan / terhormat / murah hati di antara manusia.”
“Jangan mengadu kepada Allah tentang hambanya, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling dermawan/mulia di antara manusia.”
“Saya ingin rejeki saya melimpah/berlimpah.”
“Selalu berwudhu, maka rezekimu akan melimpah.”
“Saya ingin menjadi orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
“Sayangi apa yang Allah dan Rasul-Nya cintai, dan benci apa yang Allah dan Rasul-Nya benci.”
“Saya ingin memastikan murka/kemarahan Allah.”
“Jangan marah kepada siapa pun, maka kamu akan aman dari murka dan kemarahan Allah.”
“Saya ingin doa saya dikabulkan.”
“Jauhilah hal-hal haram, maka doamu akan dikabulkan.”
“Saya tidak ingin Allah mempermalukan dan memperlihatkan aib saya di hadapan orang banyak.”
“Jagalah kehormatanmu agar kamu tidak menjadi aib di hadapan manusia.”
“Saya ingin Allah menutupi aib-aib saya.”
“Sembunyikan aib teman-temanmu, agar Allah juga menyembunyikan aibmu.”
“Apa yang menjadi sarana untuk menghapus dosa?”
“Air mata adalah penundukan diri kepada Allah, dan penyakit/musibah adalah ujian.”
“Kebaikan mana yang paling mulia di sisi Allah?”
“Karakter yang baik, kerendahan hati, bersabar menghadapi cobaan, dan menerima takdir.”
“Kejahatan mana yang lebih besar di sisi Allah?”
“Moral yang buruk, ambisi yang dituruti/diikuti.”
“Apa yang dapat menenangkan murka Ar-Rahman?”
“Sedekah yang diberikan secara diam-diam dan menjalin silaturahmi.”
“Apa yang memadamkan api neraka?”
“Itu adalah berpuasa.”
(lihat Kenzu’l-Ummal, 16/127-129, h.no: 44154)
Menurut para ilmuwan yang meneliti masalah ini,
Sebagian besar dari hadis ini terdapat dalam sumber-sumber hadis yang sahih.
Namun, baik sanad maupun teks dari sebuah naskah seperti itu tidak dapat ditemukan. Baik sanad maupun sumber yang sahih tidak ada.
(lihat Majmu’ Fatawa, 26/321; Yusuf Kardawi, Mektebetu’l-Kardawi; Merkezu’l-Fatawa)
Tidak ada seorang pun yang kami temukan di antara para peneliti yang menyatakan bahwa riwayat ini memiliki sanad yang diketahui dan teks aslinya.
Namun,
Berdasarkan hadis riwayat yang lemah, seseorang juga dapat beramal terkait keutamaan-keutamaan amalan.
Namun, dengan syarat mengetahui bahwa ini bukanlah hadis yang sahih menurut kriteria hadis…
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan