Apa saja peristiwa penting yang terjadi pada tahun keempat Hijriah?

Jawaban

Saudara kami yang terhormat,


Minuman Keras Dilarang



Minuman,


pada tahun keempat hijrah,

Ketika Bani Nadir, kaum Yahudi, diusir dan diasingkan dari tanah air mereka.

dilarang dan dilarang keras.

Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, di antara kaum Muslim masih ada yang minum minuman keras dan berjudi. Setelah kedatangan Nabi, mereka bertanya kepadanya tentang hukum minuman keras dan judi. Pada saat itu, Umar bin Khattab juga hadir,

“Ya Tuhan! Berikanlah kepada kami pernyataan yang jelas dan tegas tentang minuman keras.”

demikianlah ia berdoa.

Setelah beberapa saat,


“Mereka bertanya kepadamu tentang minuman keras dan judi. Katakanlah: ‘Di dalamnya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosa-dosanya lebih besar daripada manfaatnya…'”

1

ayat suci yang bermakna demikian diturunkan. Setelah itu, sebagian orang Muslim berhenti minum karena bahayanya, sementara sebagian lainnya terus meminumnya.

Namun, di antara mereka yang minum, beberapa kejadian yang tidak menyenangkan terjadi. Bahkan, salah satu sahabat, ketika memimpin sholat Isya, mencampur ayat-ayat Al-Quran dengan salah dan menghasilkan makna yang salah.

Umar bin Khattab berkata lagi,

“Ya Allah, berikanlah kepada kami pernyataan yang jelas dan tegas tentang minuman keras.”

demikianlah ia berdoa. Tak lama kemudian, ayat suci berikut diturunkan:


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat, jika kamu sedang mabuk, sampai kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, dan janganlah kamu mendekatinya, jika kamu sedang junub, kecuali jika kamu sedang bepergian, sampai kamu mandi (bersuci).

2

Ini juga melanggar larangan

fase kedua

merupakan sebuah kelas.

Sampai saat ini, di antara orang-orang Muslim pun ada banyak yang minum alkohol. Karena itu, orang-orang Muslim,

“Ya Rasulullah, kami tidak minum minuman keras ketika waktu sholat sudah dekat.”

“Mereka berkata demikian. Nabi Muhammad SAW tidak menjawab mereka dan tetap diam.”

Pada saat akan melaksanakan sholat, sesuai perintah Rasulullah SAW.

“Jangan sampai orang yang mabuk mendekati sholat”

begitu lantunannya. Meskipun demikian, seorang Muslim minum-minum di malam hari dan datang untuk salat.

Umar bin Khattab berkata lagi,

“Ya Allah, berikanlah kepada kami pernyataan yang jelas dan tegas tentang minuman keras.”

demikianlah ia berdoa. Maka turunlah ayat suci ini.


“Hai orang-orang yang beriman! Minuman keras, judi, berhala, dan anak panah peruntungan hanyalah kotoran-kotoran yang dibuat-buat oleh setan. Maka jauhilah kotoran-kotoran itu agar kamu beruntung. Sesungguhnya setan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan hendak menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan dari shalat. Maka berhentilah kamu dari itu, jika kamu benar-benar percaya kepada Allah.”

3

Setelah itu, orang-orang Muslim,

“Kami telah meninggalkan minuman keras dan perjudian, ya Tuhan kami.”

kata mereka.

Ini juga merupakan larangan minuman keras.

fase ketiga

Itulah sebabnya. Dan, dengan demikian, minuman keras menjadi haram bagi semua Muslim.

Setelah ayat-ayat ini diturunkan, atas perintah Nabi Muhammad (saw), seorang pengumuman resmi,

“Ketahuilah bahwa minuman keras telah diharamkan.”

seraya berteriak di jalan-jalan Madinah. Mendengar perintah itu, kaum Muslim segera membuang semua minuman keras yang ada di rumah mereka. Minuman keras yang dibuang itu mengalir deras di jalan-jalan Madinah.

Mari kita sampaikan beberapa hadis terkait hal ini:


“Sesungguhnya Allah melaknat minuman keras, orang yang membuatnya, tempat pembuatannya, orang yang meminumnya, orang yang menyediakannya, orang yang membawanya, orang yang membawakan, orang yang menjualnya, orang yang membelinya, dan orang yang memakan upah atau keuntungan darinya.”

4


“Setiap minuman yang memabukkan adalah minuman keras, dan setiap minuman keras adalah haram.”


“Barangsiapa yang terus-menerus minum minuman keras di dunia dan mati tanpa bertaubat, maka orang itu tidak akan bisa minum minuman surga di akhirat!”

5


“Jauhilah minuman keras! Karena, itu adalah kunci dari segala kejahatan.”

6


“Minuman keras adalah sumber dari segala kejahatan dan keburukan.”

7


“Sebagian besar yang memabukkan, sedikitnya pun haram.”

8


Zainab bint Huzeyme, salah satu dari para istri Nabi Muhammad (SAW), telah meninggal dunia.

Zainab, istri Nabi Muhammad (saw), sebelum Islam, sangat menyayangi orang miskin dan membutuhkan, memperlakukan mereka dengan kasih sayang dan belas kasih, selalu memberi mereka makan dan memberi sedekah.

“Ummul-Masakin (Ibu Orang Miskin dan Fakir)”

begitulah ia dikenal dan dikenang.

Pernikahannya dengan Nabi Muhammad SAW terjadi pada bulan Ramadan tahun ketiga Hijriah. Ia meninggal dunia pada akhir bulan Rabiulakhir tahun keempat Hijriah, pada usia tiga puluh tahun.

Rasulullah, setelah memimpin sholat, menguburkannya di pemakaman Baki.

Sepanjang hidup Nabi Muhammad, tidak ada istri beliau selain Siti Khadijah dan Zaynab yang meninggal dunia!


Fatimah Hâtun, Ibu dari Ali bin Abi Thalib, Wafat.

Fatimah binti Asad adalah istri Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW. Ia termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam dan berhijrah ke Madinah. Ia telah banyak berjasa kepada Nabi Muhammad SAW sejak kecil. Nabi Muhammad SAW sangat mencintai dan mengkhususkan perhatian kepadanya melebihi anak-anaknya sendiri. Nabi Muhammad SAW selalu mengingatnya dengan hormat, menanyakan kabar kesehatannya, dan mengunjunginya.

Inilah wanita Muslimah yang berakhlak tinggi ini, yang meninggal dunia di Madinah pada tahun keempat hijrah. Rasulullah SAW menunjukkan kasih sayang dan rasa hormatnya kepadanya,

“Hari ini, ibu saya meninggal dunia.”

demikianlah yang telah diungkapkannya.

Ali bin Abi Thalib (ra),


“Ketika ibuku, Fâtıma binti Asad, meninggal dunia, Nabi Muhammad (saw) melepas bajunya dari punggungnya dan membungkusnya sebagai kafan, lalu memimpin shalat jenazahnya.”

telah berkata.

Rasulullah SAW juga turun ke kuburan wanita yang mulia dan terhormat itu, dan berbaring di dalam kuburan itu untuk beberapa saat. Kemudian beliau keluar dari kuburan. Matanya dipenuhi air mata.

Orang-orang Muslim,

“Ya Rasulullah,


“Kami belum pernah melihatmu melakukan hal seperti ini kepada orang lain,” kata mereka.

Nabi Muhammad SAW menjawab:



Setelah Abu Thalib, tidak ada orang lain yang berbuat baik kepadaku seperti wanita malang ini. Aku mengenakan kemejaku sebagai kafan agar dia dikuburkan dengan pakaian surga! Dan aku berbaring di sampingnya di kuburan agar kehidupan di kuburannya menjadi nyaman dan mudah baginya.

“9”

Setelah itu, Rasulullah SAW mendoakan hal berikut:


“Semoga Allah mengasihani dan membalas kebaikanmu.”

Semoga Allah merahmatimu, ya ibuku!

Kamu adalah ibuku setelah ibuku kandung.

Kau akan tetap lapar, tetapi kau akan memuaskan kelaparan orang lain.

Kau tidak memakainya sendiri, kau memakaikannya padaku.

Engkau menahan dirimu dari nikmat-nikmat yang terbaik, lalu Engkau memberikannya kepadaku. Engkau melakukan itu hanya karena mengharapkan ridha Allah dan negeri akhirat.

Allah, yang menghidupkan dan mematikan, Yang Maha Hidup dan Maha Memelihara.

Ya Allah! Ampuni dan berilah ampunan kepada ibuku, Fathimah binti Asad.

Ceritakan kepadanya argumen dan buktinya! Luaskan kuburnya.

“Ya Allah, kabulkanlah doaku karena keutamaan Rasul-Mu dan para nabi-nabi sebelumnya, wahai Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang!”


Kelahiran Cucu Nabi, Husein

Pada bulan Sya’ban tahun ke-4 Hijriah, cucu Nabi Muhammad, putra kedua Ali, yaitu Husain, lahir dari Fatimah.

Pada hari ketujuh kelahirannya, Nabi Muhammad menyembelih dua ekor domba sebagai kurban aqiqah untuk cucunya yang tampan. Beliau membacakan adzan di telinganya, memberinya nama, dan memotong rambutnya.

Seperti cucunya, Hasan, Husain juga menyerupai Nabi Muhammad. Nabi Muhammad bersabda tentang kedua cucunya ini:


“Ya Allah! Aku mencintai mereka. Engkau juga cintai mereka.”

10

demikianlah ia berdoa.

Suatu hari, Abu Ayyub al-Anshari (ra) memasuki hadirat Rasulullah (saw) dan melihat beliau sedang bermain dengan Hasan dan Husein.


“Ya Rasulullah, apakah engkau sangat menyayangi mereka?”

Ketika ditanya demikian, Nabi Muhammad SAW menjawab:


“Bagaimana mungkin aku tidak mencintainya? Mereka adalah dua Reyhân yang pernah aku cium baunya di dunia ini.”

11


Zaid bin Sabiit Mempelajari Tulisan Arab, Ibrani, dan Suryani


Zaid bin Sabit (radhiyallahu ‘anhu),

Sebelum Hijrah, ia menjadi yatim piatu karena ayahnya meninggal dalam pertempuran yang terjadi di hari Buas antara suku Aus dan Khazraj. Saat itu ia berusia enam tahun.

Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa setiap tawanan musyrik Quraisy yang ditangkap di Badr, yang kondisi keuangannya tidak memungkinkan untuk membayar tebusan, akan dibebaskan jika mereka mengajarkan membaca dan menulis kepada sepuluh anak-anak Anshar. Zaid bin Sabit adalah salah satu anak-anak Anshar yang belajar membaca dan menulis pada saat itu.

Zaid bin Sabit sangat cerdas. Pada tahun keempat Hijriah, Nabi Muhammad memerintahkan beliau untuk mempelajari tulisan Yahudi, yaitu bahasa Ibrani, dan


“Saya tidak yakin mereka tidak akan mengubah tulisan-tulisan saya.”

12, katanya.

Setelah itu

Zayd (saw)

lima belas hari


di dalam

Dia belajar bahasa Ibrani,

bahkan ia menjadi mahir di dalamnya. Rasulullah, setelah itu, jika hendak menulis sesuatu kepada orang Yahudi, beliau menyuruh Zaid bin Sabit untuk menuliskannya, dan surat-surat yang datang dari orang Yahudi dibacakan kepadanya.13

Suatu hari, Rasulullah SAW bersabda kepada Zaid,


“Bisakah kamu membaca dan menulis bahasa Suryani dengan baik? Karena aku menerima surat-surat dalam bahasa Suryani.”

kata dia.

Zaid menjawab,

“Tidak, saya tidak bisa membaca dan menulis dengan baik.”

Mendengar hal itu, Nabi Muhammad bersabda:


“Kalau begitu, pelajari itu dengan baik.”

demikianlah.14

Perintah ini ditujukan kepada Zaid bin Sabiṭ.

dalam tujuh belas hari

di sana dia belajar bahasa Suryani.


Abdullah, Putra Utsman bin Affan, Meninggal Dunia

Utsman bin Affan hijrah ke Habasyah bersama istrinya, Rukiyyah. Di sana, mereka dikaruniai seorang anak dan diberi nama Abdullah.

Abdullah, ketika berusia enam tahun, dipatuk wajah dan matanya oleh seekor ayam jantan. Wajah dan matanya bengkak. Ia jatuh sakit parah. Ia meninggal dunia karena penyakit tersebut pada bulan Jumadil Awwal tahun ke-4 Hijriah.

Shalat jenazah cucu ini dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad. Dan, ayahnya, Utsman, yang menguburkannya.15

Air mata menetes dari mata Rasulullah SAW ketika beliau mendirikan batu nisan Abdullah. Beliau bersabda:


“Allah Ta’ala memberikan rahmat kepada hamba-hamba-Nya yang penyayang dan berhati lembut!”

16




Catatan kaki:



1. Surah Al-Baqarah, ayat 219.

2. Surah An-Nisa, 43.

3. Surah Al-Maidah, 90-91.

4. Abu Dawud, Sunan, 2:292.

5. Muslim, 5:100.

6. Hakim, Musnad, 4:145.

7. Dāre Kutnī, Sunan, 4:247.

8. Abu Dawud, Sunan, 2:294.

9

.

Istiaab, 4:1891.



10. Tirmizi, Sunan, 5:661.



11. Age, 5:657.

12.


Taberi, 3:42; Musnad, 5:1856.



13.


Abu Dawud, Sunan, 2:286; Tirmizi, Sunan, 5:67-68.



14.


Müsned, 5:182.



15. Tabakat, 3:53-54.



16. Belazurî, Ensab, 1:401.


Salam dan doa…

Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan Terbaru

Pertanyaan Hari Ini