– Apa saja hikmah yang bisa kita ambil dari ini?
– Apakah hikmah di balik penciptaan manusia, dibandingkan dengan kedudukan tetap para malaikat, adalah keinginan Allah untuk menciptakan makhluk yang mampu mencapai kedudukan tertinggi dan paling mulia?
– Hikmat apa lagi yang bisa kita petik dari mengamati manusia?
– Misalnya, apakah kebebasan berkehendak yang diberikan kepada kita membawa kebahagiaan abadi?
Saudara kami yang terhormat,
a)
Allah, sesuai dengan hikmat-Nya yang tak terbatas, telah mengatur sebagian makhluk hidup agar hanya memiliki akal, tanpa unsur-unsur nafsu.
malaikat
sebagai makhluk yang selalu taat kepada Allah dan tidak pernah memberontak kepada-Nya.
Sebagian lainnya diciptakan tanpa akal, hanya dengan dorongan nafsu belaka, yaitu:
hewan-hewan
adalah.
Kedua kelas entitas ini tidak dikenai ujian dan tidak dianggap bertanggung jawab. Karena
agar ujian berjalan adil, baik kalah maupun menang
harus ada peluang. Namun, malaikat tidak memiliki kesempatan untuk kalah; sedangkan hewan tidak memiliki kesempatan untuk menang.
– Nah, Allah, sebagai makhluk yang memiliki kesempatan untuk kalah maupun menang dalam ujian.
manusia
telah menciptakan manusia. Karena manusia memiliki akal seperti malaikat dan juga nafsu seperti hewan.
Jadi, Allah telah menetapkan untuk mengampuni, memberi pahala, dan menghukum.
(seperti Muhsin, Kerim, Rahman, Rahim, Gafur, Affuv; Âdil, Muntakim, Kahhar, Şedidu’l-İkab…)
Ujian telah dibuka untuk manifestasi nama dan sifat-sifat-Nya, dan manusia diciptakan sebagai makhluk yang sesuai dengan ujian ini.
Karakteristik manusia yang diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna (Ahsen-i Takwim) dan juga berpotensi untuk menyimpang ke arah yang paling rendah (Esfel-i Safilin) telah mengangkatnya ke tingkat yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan Allah.
b)
Allah
-terlepas dari semua keburukannya-
Salah satu hikmah penting dari penciptaan manusia,
fitrah/tabiat mereka yang condong untuk belajar ilmu pengetahuan
adalah.
Orang-orang yang memiliki kesempatan untuk mempelajari hikmat alam fisik maupun metafisik, baik dari sisi rohani maupun jasmani mereka.
-di hadirat Tuhan-
mereka memiliki nilai khusus. berkat kinerja ilmiah mereka ini
-terlepas dari semua keburukannya-
Bahkan lebih disukai daripada para malaikat dan dikirim ke alam keberadaan.
c)
Baik pada malaikat maupun hewan
-di luar jalur yang ditunjukkan-
mereka memiliki kehendak bebas yang memungkinkan mereka untuk bergerak.
Kehendak bebas adalah manifestasi dari kehendak mutlak Allah.
Allah menjadikan ilmu manusia yang kecil sebagai satuan ukur bagi ilmu-Nya yang tak terbatas, kekuatannya yang kecil sebagai satuan ukur bagi kekuasaan-Nya yang tak terbatas, dan kehendaknya yang terbatas sebagai cermin bagi kehendak-Nya yang meliputi segalanya, yaitu
Ia telah menjadikan kehendak kecilnya sebagai cermin untuk memahami kehendak abadi-Nya.
d)
Kehendak bebas telah memberikan kemanusiaan kepada manusia, telah memberikan kedudukan sebagai khalifah di bumi, telah memberikan kehormatan kenabian, dan telah memberikan kemampuan untuk menerima wahyu ilahi. Kehendak bebas adalah bukti bahwa manusia bukanlah boneka atau hewan yang tidak berakal.
e)
Berkat kehendak bebas ini, di langit kemanusiaan, ada nabi-nabi, bintang-bintang seperti matahari, wali-wali, dan asfiyā.
“Aku bisa hidup tanpa roti, tetapi aku tidak bisa hidup tanpa kebebasan!”
dengan begitu, lahirlah para Bediuzzaman yang meninggalkan para malaikat jauh di belakang.
f)
Ketenangan dan kebahagiaan manusia hanya dapat tercapai dengan menyerahkan kehendak bebas yang ia yakini ada padanya kepada Tuhan. Kehilangan kehendak bebas berarti kehilangan kebahagiaan. Tidak ada kemungkinan lain. Karena yang benar-benar ada hanyalah kehendak Tuhan/Allah.
Manusia memiliki kehendak bebas yang ada di dalam dirinya.
-dengan kemauan bebasnya sendiri-
ketika ia menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhannya
Secara spiritual, ia telah mencapai kesuksesan yang besar. Seperti setiap kesuksesan, hasil dari kesuksesan ini adalah kebahagiaan yang besar.
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan