Apa hikmah dari berjalan bolak-balik tujuh kali antara Safa dan Mervah (Sa’i)?

Detail Pertanyaan


– Apa gunanya berlari di antara Safa dan Mervah?

– Apakah ada kebutuhan untuk hal seperti itu, dan jika ada, apa alasannya?

Jawaban

Saudara kami yang terhormat,


Memahami Sa’y:


“Sesungguhnya Safa dan Marwa adalah termasuk tanda-tanda Allah.”


(Al-Baqarah, 2/158)

Pertama, dua bukit kecil yang terbuat dari batu, yang cukup sederhana dibandingkan dengan banyak gunung yang curam, berbatu, dan tinggi, yaitu

Safâ

dan

Merve

‘nya

“Simbol-simbol Allah”

Kita perlu mengingatkan mereka akan kenyataan bahwa…



“Apa yang istimewa? Mengapa dua batu karang kecil ini dipilih?”

tidak boleh dikatakan,

Safâ

dengan

Merve’

dalam Al-Qur’an

“Şeâirullah”

yaitu

“Simbol-simbol Allah”

haruslah menyerahkan diri kepada kehendak ilahi yang disebut sebagai.

Berlari, artinya berjalan cepat

“sa’y”

adalah sebuah perjalanan. Secara istilah, sa’i adalah perjalanan bolak-balik antara bukit Safa dan Marwa di sebelah timur Ka’bah selama ibadah haji dan umrah, dimulai dari bukit Safa dan menuju Marwa sebanyak empat kali, kemudian kembali dari Marwa ke Safa sebanyak tiga kali. Selama sa’i, di bagian terdalam lembah antara Safa dan Marwa…

(di antara dua tiang hijau)

sedangkan untuk berjalan lebih hidup dan cepat,

“hervale”

begitu dikatakan.


Asal usul sa’i yang dilakukan dalam ibadah Haji,

Hal ini didasarkan pada peristiwa Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari di antara kedua bukit itu untuk mencari air bagi putranya Ismail yang masih menyusu. Oleh karena itu, sa’i antara Safa dan Marwa adalah peringatan akan bentuk kasih sayang seorang ibu yang merupakan salah satu manifestasi terbesar dari rahmat Allah, yang ditunjukkan oleh Hajar. Ini adalah gerakan simbolis yang melambangkan nilai kasih sayang dan cinta seorang ibu yang diberikan oleh Islam.

Dalam perjalanan bolak-balik antara Safa dan Marwa, terjadilah luapan emosi yang berakar dari pemikiran ini. Manusia, dengan berlari-lari di area sa’i, berharap dapat memperoleh sedikit saja dari rahmat ilahi yang tercurah kepada Hajar.



Sa’y,



Ini adalah sebuah perjalanan yang memiliki makna ibadah, karena merupakan bagian dari ibadah haji bagi umat Islam dan dilakukan semata-mata dengan niat untuk menunaikan ibadah haji.

Dengan cara ini, orang Muslim menyadari apa artinya berlari bersama orang-orang Muslim lainnya yang mengikuti jalan yang sama, memiliki niat dan perasaan yang sama.

Haji, saat melakukan sa’i, berlari seperti Hajar, ibu kita, untuk mencari keselamatan rohani. Ia berlari dari yang duniawi menuju rahmat ilahi. Dengan napas tersengal-sengal, ia mendekatkan semua jarak, merasakan betapa dekatnya Sang Pencipta Yang Maha Esa. Dengan kecemasan Hajar, ibu kita, ia berlari menuju Zamzam, harapan, dan akhirnya mencapainya, meminumnya hingga puas. Ia berusaha menghilangkan dahaganya dengan menghilang dalam kesatuan.


Sa’y,

Ini adalah pencarian, persis seperti pencarian Hajar, ibu kita, untuk air yang akan menyelamatkan Ismail, putra tunggalnya, yang kesusahan karena dahaga di bawah terik matahari. Dan di sana, jamaah haji akan memerankan peran Hajar. Tujuh kali, dengan sepenuh jiwa dan raga, dengan kecemasan dan kegembiraan, ia akan mencari air spiritual itu, yang akan menyelamatkan Ismail-Ismailnya, yang disebut ab-i hayat oleh orang-orang terdahulu. Ia akan mencari air kehidupan itu untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga anak-anaknya yang ditinggalkan di tanah air. Sebagaimana tanah yang retak dan hancur karena tidak melihat setetes air selama berbulan-bulan, ia akan menutup celah-celah yang terbuka di kepala dan hati; ia akan menumbuhkan moral, spiritualitas, ilmu, kebaikan, kebenaran, dan pelayanan di sana; singkatnya, ia akan mencari Zamzam spiritual yang akan memberi kehidupan kepada generasi kita. Jika ia tidak dapat menemukan ab-i hayat itu, jika ia tidak dapat segera menyediakan air ini untuk Ismail-Ismailnya, meskipun tubuh mereka terus hidup, sebagian besar jiwa mereka akan mati.


Hajar diselamatkan bersama Ismail berkat air yang dikerahkan Jibril dari dalam tanah.

Demikian pula, umat Islam kami akan diselamatkan dengan air yang dibawa Jibril, tetapi kali ini bukan dari bumi, melainkan dari langit, yaitu air kehidupan, yaitu Al-Qur’an. Semakin banyak ia dapat meminum dari mata air kebenaran itu, semakin banyak ia dapat memperoleh akhlak Al-Qur’an, semakin banyak ia dapat menjalani ajaran Al-Qur’an, semakin banyak ia dapat menghilangkan dahaganya dengan ayat-ayat Allah, maka semakin besar pula kehidupan yang akan ia raih.

Upaya yang dilakukan dengan perasaan dan pemikiran seperti inilah yang akan mewujudkan tujuan pencarian yang disimbolisasikan. Sebagai ungkapan betapa pentingnya pencarian itu, meskipun ia berlari tujuh kali, ia sebenarnya akan berlari, mencari, dan bertanya tujuh puluh kali, bahkan tujuh ratus kali, karena air penyelamat yang sangat dibutuhkan oleh generasi-generasinya. Ia akan terus mencari, sampai ia menemukan, sampai ia merasa puas, sampai anak-anaknya diselamatkan.


(lihat Memahami Haji, Diyanet Yayınları)


Salam dan doa…

Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan

Pertanyaan Terbaru

Pertanyaan Hari Ini