– Mengapa dalam Islam, ketika meminta seorang gadis, dikatakan “Perintah Allah dengan sabda Nabi…”; apa hikmahnya?
Saudara kami yang terhormat,
“Perintah Allah, dengan sabda Nabi…”
Allah telah memerintahkan pekerjaan yang dimulai dengan kata-kata ini, yaitu pekerjaan pernikahan. Kata menikah di sini merujuk pada pernikahan. Karena
Nikah adalah wajib agar pasangan suami istri menjadi halal satu sama lain.
Kami juga menaati perintah ini, melakukan pekerjaan ini. Dengan begitu, kami telah menaati perintah Allah.
Berikut adalah beberapa ayat dari Al-Qur’an yang menjadi bukti sahnya pernikahan:
“… Nikahilah wanita-wanita yang halal bagi kalian, dua, tiga, atau empat orang…”
(An-Nisa, 4/3);
“Nikahkanlah orang-orang yang belum menikah di antara kamu dan hamba-hamba sahaya yang baik-baik di antara kamu. Jika mereka miskin, Allah akan memberi mereka kemurahan dan karunia-Nya. Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
(An-Nuur, 24/32).
Tindakan ini juga merupakan tindakan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri, yaitu sunnah-nya. Oleh karena itu, kita mengatakan bahwa kita juga telah melaksanakan sunnah (kaul) beliau.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi dan Tabarani, Nabi Muhammad (saw) bersabda:
“Lebih baik aku yang tidak menikah karena tidak mampu, daripada kau yang mampu tapi tidak mau menikah”
(dari umatku)
bukan.”
(Abdurrazzak, Musannaf hadits no: 10376; Ibnu Syai’bah, Musannaf hadits no: 11901)
Menepati perintah Allah, melaksanakan sabda Nabi, berarti mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi mereka yang menjadi subjek tindakan tersebut. Surga menanti mereka. Melihat “cemalullah” (wajah Allah), nikmat terbesar yang dapat dicapai di surga, menanti mereka.
Salam dan doa…
Islam dengan Pertanyaan-Pertanyaan